Pada masa Hindia Belanda, kota ini ialah bunda kota dari Karesidenan Tapanuli. Sehabis masa kemerdekaan sampai tahun 1998, Sibolga jadi kotamadya Sibolga.
Catatan isi
1 Geografi
1. 1 Topografi
1. 2 Iklim
2 Pemerintahan
2. 1 Daftar Wali Kota
2. 2 Dewan Perwakilan
2. 3 Kecamatan
2. 4 Semboyan serta Mars
2. 4. 1 Mars Sibolga
3 Demografi
3. 1 Agama
4 Ekonomi
5 Transportasi
6 Tokoh Terkenal
7 Referensi
8 Pranala luar
Geografi
Topografi
Foto Benteng Tapanuli di Pulau Poncan Ketek tertanggal 1878
Kota Sibolga dipengaruhi oleh posisinya ialah terletak pada daratan tepi laut, lereng, serta pegunungan. Terletak pada ketinggian berkisar antara 0- 150 m dpl, dengan kemiringan lahan kawasan kota ini bermacam- macam antara 0- 2% hingga lebih dari 40%.
Kemiringan Luas( km²) Persentase(%) Keterangan
Datar, kemiringan 0- 2% 3. 12 29. 10 daratan 2. 17 km² serta kepulauan 0. 95 km²
Bergelombang lereng 2- 15% 0. 91 8. 49 daratan 0. 73 km² serta kepulauan 0. 18 km²
Curam, lereng 15- 40% 0. 31 28. 9 daratan 0. 10 km² serta kepulauan 0. 21 km²
Terjal, lereng lebih dari 40% 6. 31 59. 51 daratan 5. 90 km² serta kepulauan 0. 53 km²
Total 10. 77 100
Iklim
Hawa kota Sibolga tercantum lumayan panas dengan temperatur maksimum menggapai 32° C serta minimum 21. 6° C. Sedangkan curah hujan di Sibolga cenderung tidak tertib di sejauh tahunnya. Curah hujan paling tinggi terjalin pada bulan November dengan jumlah 798 milimeter, lagi hujan paling banyak terjalin pada Desember ialah 26 hari. Pulau- pulau yang tercantum dalam kawasan kota Sibolga merupakan Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik serta Pulau Panjang.
Batas- batas wilayahnya: timur, selatan, utara pada Kabupaten Tapanuli Tengah, serta barat dengan Samudera Hindia. Sedangkan sungai- sungai yang mengalir di kota tersebut merupakan Aek Doras, Sihopo- hopo, Aek Muara Baiyon, serta Aek Horsik.
Reviews:
Posting Komentar